Minggu, 25 Maret 2012

manusia purba pada masa prasejarah

Tim arkeolog yang dipimpin oleh Beaulognier dari Universitas Bordeaux, Perancis, telah menemukan fosil tulang tengkorak manusia Tumai yang usianya berkisar 6-7 juta tahun silam di padang pasir sebelah utara Chad, Afrika tengah. Berdasarkan penemuan itu maka didapat kesimpulan bahwa titik awal evolusi kera antropoid dengan manusia paling tidak dapat ditarik surut pada satu juta tahun lebih awal.

Penemuan fosil tengkorak manusia tersebut, dianggap sebagai prestasi antropologi purbakala terpenting selama hampir satu abad ini. Tulang tengkorak itu terdiri dari sebuah batok kepala yang nyaris sempurna, beberapa potong tulang rahang yang hancur dan 3 buah gigi, mempunyai ciri khas manusia primitif maupun manusia modern. Batok kepalanya mirip kera, rongga kepala yang diperkirakan berisi otak dengan volume antara 320-380 cm3 dan bentuk badan hampir seperti simpanse masa kini, namun hidung, muka, dan gigi emailnya serta ukuran panjangnya lebih mirip manusia, hal ini menunjukkan bahwa asal-usul manusia mungkin sangat pelik dan rumit, bukanlah seperti silsilah evolusi keluarga manusia yang selama ini diajarkan di sekolah.

Dibanding dengan tulang tengkorak apa pun yang ditemukan hingga sekarang, fosil tulang tengkorak Tumai lebih awal 3 juta tahun. Setelah tulang tengkorak itu di periksa oleh ahli dari Inggris, Jepang dan Amerika, dinyatakan bahwa temuan tersebut menandakan asal-usul manusia jauh lebih awal dari waktu yang telah dipastikan selama ini. Lagi pula lokasi ditemukannya tulang tengkorak Tumai, berjarak sekitar 1.000 mil dari lembah cekung Afrika timur yang sejak dahulu diyakini sebagai tempat awal adanya manusia, sehingga dengan demikian, hasil kesimpulan ilmuwan menyatakan bahwa ruang lingkup asal-usul manusia primitif lebih luas daripada yang telah diyakini dulu. Tulang tengkorak manusia tumai tergali pada Juli tahun lalu di padang pasir utara Chad, Afrika tengah, ditemukan oleh kelompok 40 arkeolog yang berasal dari 10 negara, dipimpin oleh Beaulognier yang sudah 30 tahun menyelidiki dilokasi tersebut. Lokasi itu terletak di selatan padang pasir Sahara, atau wilayah Sahelan (bahasa Arab yang artinya adalah �ujung padang pasir�). Ditambah lagi dengan perbedaan yang sangat besar antara ciri khas tulang tengkorak dengan nenek moyang manusia masing-masing yang sudah diketahui, ahli Perancis memastikan bahwa fosil tulang tengkorak tersebut semestinya digolongkan pada spesies manusia yang baru, karena itu istilah ilmiahnya dinamakan Sahelanthropus tchadensis. Beaulognier cs menggunakan kata bahasa yang digunakan penduduk setempat, menyebut manusia purbakala yang baru ditemukan dengan sebutan �Tumai�, artinya adalah �harapan hidup�.

Karena di daerah setempat tidak terdapat lapisan debu gunung berapi, dan batuannya kekurangan isotop yang cocok, sehingga tidak bisa dilakukan radiasi pelapukan guna mengukur masa yang pasti dari bangsa Tumai ini. Weinoir, ahli dari Universitas Bordeaux dan koleganya memastikan bahwa masa eksistensi bangsa ini adalah pada 6-7 juta tahun silam berdasarkan fosil binatang yang ditemukan secara bersamaan dengan mereka, akan tetapi mereka juga mengakui bahwa cara seperti itu tidak mutlak dapat dipercaya.
Sarjana paleontologi Universitas Harvard, AS yakni Doktor Lybermann mengatakan, bahwa fokus perhatian sarjana arkeologi di masa lalu dipusatkan di Afrika timur dan selatan, dan berdasarkan hasil temuan individual dijadikan evolusi silsilah manusia. Hasil temuan ini mengingatkan kalangan arkeologi agar tidak mengabaikan bentuk evolusi asal-usul manusia di Afrika tengah dan barat, kondisi alam yang sangat buruk di Afrika mengakibatkan semakin sulit mengadakan riset arkeologi.

Lybermann, peneliti tengkorak Tumai mengatakan yang menggembirakan sekaligus mengherankan, diluar dugaan bangsa ini menunjukkan adanya ciri khas manusia primitif serta evolusi hingga mencapai ciri manusia yang agak moderen. Para ahli semula mengira bangsa Tumai semestinya sangat mirip dengan simpanse pada masa 7 juta tahun silam, pada dasarnya wajahnya agak mirip dengan �manusia beradab� yang muncul pada 2 juta tahun silam. Yang lebih mengherankan adalah bentuk rupa ini sangat mirip dengan �kera purba dari selatan� yang hidup 3,2 juta tahun silam atau muka �Lusi� si simpanse hitam yang terkenal itu. Lybermann menyatakan, bahwa bentuk evolusi dan kecenderungan menjadi lebih memburuk adalah gejala yang sangat langka terjadi; seandainya bangsa Tumai secara langsung merupakan leluhur pertama Lusi atau kera purba selatan, maka dalam proses evolusi manusia hingga munculnya manusia sekarang, mestinya pernah terjadi 2 kali �atavisme�.

Lybermann menekankan, jika kondisinya bukan demikian, maka bangsa Tumai adalah leluhur pertama manusia primitif tertentu, yang kemudian secara langsung berevolusi menjadi �manusia modern�. Dengan demikian evolusi kera purba selatan menjadi manusia merupakan silsilah garis cabang yang menyimpang. Ahli paleontologi dari universitas George Washington, Dr. Whorter mengatakan dengan penemuan ini semakin dapat dipastikan asal-usul evolusi manusia, dan polanya mungkin lebih menyerupai �pola perdu� yang bukan berbentuk garis sederhana, adanya sejumlah besar perbedaan adalah reaksi untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru atau lingkungan yang berubah mendadak, dan proses evolusi pun bisa mengalami penyimpangan.

Sebelum ditemukannya fosil manusia bangsa Tumai, kelompok arkeologi yang dipimpin oleh White dari Universitas California, AS pada 1997 menemukan fosil kerangka manusia dari jaman 160 ribu tahun silam di Ethiopia, Afrika, di antara fosil tersebut termasuk 2 kerangka orang dewasa dan satu kerangka anak-anak yang berusia sekitar 6-7 tahun. Fosil kerangka tersebut sangat mirip dengan manusia sekarang, ciri khas bagian muka kerangka hampir sama dengan manusia sekarang, terutama kerangka anak-anak nyaris tidak ada perbedaan apa pun dengan anak-anak sekarang. Cara berjalan juga sangat mirip dengan manusia sekarang, setelah melalui pengujian, didapati sejarahnya dapat ditelusuri kembali pada 154-160 ribu tahun silam.

Peneliti Amerika sebelumnya juga percaya, bahwa tulang belulang laki-laki yang ditemukan disebuah gua gelap di sebuah pegunungan selatan Rumania, adalah fosil manusia modern yang paling kuno. Setelah tulang tersebut diuji dengan Kapur 14 oleh kelompok yang dipimpin Profesor Chouglas, arkeolog dari Universitas Washington, St. Louis City, Mississipi, Amerika, didapati bahwa waktu atau tahunnya terlacak pada 34-36 ribu tahun silam. Dalam laporan tahunan Akademi Sains dan Teknologi Nasional Amerika, Chouglas menunjukkan, bahwasannya �Tulang tersebut adalah fosil manusia modern tertua yang bisa dilacak secara langsung. Itu merupakan catatan awal yang dapat dipercaya sebagai rupa manusia modern yang berimigrasi ke Eropa.�

Berbagai hasil temuan tersebut diatas kembali telah menunjukkan bahwa manusia dengan peradabannya sudah sejak lama eksis diatas bumi, jauh melampaui perkiraan manusia. Dan hasil temuan itu juga sekali lagi menunjukkan, bahwa ilmu dan pengetahuan manusia itu senantiasa berkembang, tidak boleh percaya membuta pada teori yang sudah ada, dan tidak boleh menggunakan teori yang sudah ada untuk menyangkal sesuatu yang tidak terdapat dalam sistem teori yang ada. �Segala sesuatu mengandung suatu kemungkinan

Lucy adalah kerangka yang lengkap dari hominid perempuan. Dia diyakini sebagai missing link untuk evolusi. Dia adalah orang pertama yang berjalan tegak. Kerangka ini ditemukan oleh Donald Johanson pada tahun 1974. Jika Lucy belum pernah ditemukan, para ilmuwan tidak dapat membuat sambungan tentang evolusi dari spesies lain.
Homo Habilis:


Homo habilis berarti ‘orang yang terampil ” Mary Leaky dan suaminya, Louis, menemukan sebuah fosil hominid di Olduvai Gorge di Tanzania utara. Eperti yang ditahui homo habilis sebagai pembuat alat pertama. The homo habilis ‘membuat alat-alat untuk membangun rumah dan kulit binatang. Tanpa pengetahuan mereka tentang alat-alat, mungkin tidak terjadi alat-alat modern . Jika manusia tidak memiliki alat untuk digunakan, manusia tidak dapat membuat rumah untuk ditinggali, atau memasak makanan, dan membuat pakaian.
Homo Erectus:

1,6 juta tahun yang lalu, spesies lain hominid muncul di Afrika Timur. Spesies ini dikenal sebagai Homo erectus. Atau ‘tegak manusia. ” Mereka adalah spesies manusia pertama untuk migrasi dari Afrika. Mereka juga yang pertama kali menjinakkan api dan membuat pakaian. Homo erectus yang mungkin canibal. Mereka telah koperasi berburu dan bahasa. Bahasa masih merupakan faktor penting hari ini karena perlu berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas dasar seperti berburu. Pekerjaan perlu komunikasi untuk memastikan segala sesuatunya berjalan lancar juga.
Homo Sapiens:
Spesies berikutnya manusia adalah Homo sapiens. Para ilmuwan percaya bahwa Homo erectus akhirnya berkembang menjadi Homo sapiens, nama untuk manusia modern. Homo sapiens memiliki otak lebih besar bahwa spesies manusia lainnya. Mereka hidup sekitar 300.000 tahun yang lalu. Homo sapiens adalah manusia modern dalam pra sejarah. Mereka datang jauh sejak homo habilis. Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, membuat api, memiliki bahasa, dan kami memiliki ukuran otak yang lebih besar.
Neanderthals:
Pada tahun 1856, pekerja tambang batu untuk menggali batu kapur di Lembah Neander di Jerman, mereka melihat fragmen tulang fosil. Itu adalah sisa-sisa Neanderthal. Neanderthal tinggal 200.000 – 300.000 tahun yang lalu. Mereka sangat mirip manusia modern. Mereka menguburkan mereka yang mati, memiliki bahasa, dan alat-alat canggih.
Cro-Magnon:

para ilmuwan memprediksi bahwa Cro-magnons tampak seperti. Sekitar 40.000 tahun yang lalu, sekelompok manusia prasejarah yang disebut Cro-Magnons muncul di Eropa. Mereka membuat seni pertama dan jewlery dan kedudukan sosial (kelas). Mereka merencanakan perburuan dan mempelajari mereka binatang sehingga mereka bisa memahami perilaku mereka.

Manusia Purba Berlari Lebih Cepat dari Usain Bolt
Manusia yang hidup jaman sekarang diklaim sebagai manusia yang paling lemah dalam hal kekuatan fisik sepanjang sejarah kehidupan umat manusia. Manusia pra sejarah memiliki kemampuan fisik yang luar biasa. Tak heran jika manusia pra sejarah bisa berlari melebihi kecepatan seorang Usain Bolt, atau berotot melebihi Arnold Schwarzenegger.
Hal itu diungkapkan antropolog asal Australia yang juga penulis buku Manthropology: the Science of Inadequate Modern Man, Peter McAllister, seperti dilansir news.scotsman, Sabtu (17/10/2009).
McAllister mengungkapkan berdasarkan jejak kaki manusia asli benua Australia yang hidup sekira 20.000 tahun lalu, diketahui kecepatan lari mereka mencapai 37 kph atau sekira 10,28 meter per detik. Usain Bolt sendiri diketahui hanya mampu membuat rekor di Olimpiade Beijing berlari dengan kecepatan 42 kph atau 11,67 meter per detik.
Kami dapat memperkirakan manusia purba Australia itu mampu berlari jauh lebih cepat ketika mereka memburu hewan buruannya, apalagi jika mereka menggunakan sepatu, dan berlari di atas track karet kemungkinan kecepatannya mampu mencapai 45 kph,? kata McAllister

Selain itu, Mc Callister mengungkapkan bahwa kaum perempuan dari Neanderthal juga memiliki otot lengan atas yang tidak kalah besarnya daripada Arnold Schwarzenegger.
Neanderthal adalah kelompok manusia purba yang ditemukan hidup di daratan Benua Eropa yang hidup sekira 600.000 hingga 350.000 tahun SM.


Manussia Kerdil Prasejarah, Ditemukan di Palau

Stephen Alvarez
Ukuran tulang manusia purba di Palau (tengah) dibandingkan dengan ukuran tulnag wanita sekarang (kiri) dan Homo floresiensis (kanan).

Populasi manusia purba bertubuh kerdil tidak hanya ditemukan di Flores, namun juga di Palau, Micronesia, di antara gugusan pulau-pulau di Samudera Pasifik. Penemuan ini semakin menguatkan pendapat bahwa pengerdilan terjadi karena manusia tinggal terisolasi di pulau yang daerah jelajahnya sempit. Fosil tersebut ditemukan Lee Berger, seorang paleoantropolog dari Universitas Witwatersrand di Johannesburg, Afrika Selatan saat melakukan kunjungan ke Palau tahun 2006. Ia sedang mengelilingi pulau berbatu yang berada pada jarak 600 kilometer timur Filipina itu dengan kayak saat menemukan tulang-belulang di dua buah gua. Ia baru melakukan penggalian intensif setelah mendapat dukungan National Geographic Society. “Setidaknya sepuluh gua telah ditemukan di pulau berbatu tersebut dan penggalian pada salah satu gua menghasilkan fosil sekitar 25 individu,” ujar Lee. Salah satu kerangka lengkap yang ditemukan memperlihatkan sosok manusia setinggi 94 hingga 120 centimeter. Beratnya diperkirakan hanya 32 hingga 41 kilogram. Dari segi ukuran, manusia kerdil tersebut mirip manusia kerdil Flores yang kontroversial sebagai Homo floresiensis.

Namun, volume otaknya sekitar dua kali lipat otak manusia Flores. Dari hasil pengukuran strktur tulangnya, mereka juga lebih mirip Homo sapiens atau manusia modern meski dengan ukuran tulangnya terlampau kecil dan cenderung primitif. Mereka diperkirakan tinggal di sana antara 900 hingga 2.800 tahun.Peneliti yang melaporkan temuannya dalam jurnal Public Library of Science (PLoS) ONE mengatakan bahwa manusia purba tersebut mungkin mengalami kekerdilan karena terisolasi yang disebut insular dwarf. Penemuan ini menambah daftar perdebatan di kalangan para ilmuwan. Homo floresiensis sampai sekarang juga masih diragukan sebagai spesies tersendiri dan ada peneliti yang masih yakin bahwa mereka kerdil disebabkan penyakit seperti microcephaly atau kemuncuran perkembangan otak atau bahkan kekurangan gizi

Fosil Manusia Prasejarah Ditemukan di China

Fosil manusia prasejarah yang baru saja digali dari sebuah gua di China dapat memberikan petunjuk sejarah manusia modern. Temuan ini akan menambah bukti-bukti untuk menguak migrasi nenek moyang manusia modern ke Asia Timur yang masih penuh teka-teki. Dari Gua Tianyuan di dekat Beijing, para peneliti menemukan 34 potongan tulang yang diperkirakan berasal dari satu badan. Pengukuran radiokarbon menunjukkan tulang tersebut telah berumur antara 42 ribu tahun hingga 39 ribu tahun. Pada periode ini, manusia modern diperkirakan mulai menyebar dari asalnya di Afrika ke berbagai kawasan hingga ke Asia Timur. Sayangnya hanya ada dua bukti fosil yang ditemukan di kawasan Asia sejauh ini sehingga untuk melacak jejak penyebaran manusia masih sulit dilakukan. “Kita punya fosil dari Gua Niah di Serawak, Malaysia dan sekarang spesimen di China. Kalau Anda pergi ke barat, spesimen berikutnya baru ditemukan di Libanon. Dan tidak ada fosil yang ditemukan di antaranya,” ujar Profesor Erik Trinkaus dari Universitas Washington, AS.

Sesuai teori Jalan Keluar Afrika, manusia modern (Homo sapiens) muncul pertama kali di Afrika Timur sebelum menyebar ke seluruh belahan dunia sekitar 70 ribu tahun lalu. Kehadiran manusia modern mendesak manusia purba yang hidup lebih dulu, misalnya manusia Neanderthal.

Kawin silang

Namun, sebagian dari manusia modern sepertinya melakukan kawin silang dengan manusia purba. Hal tersebut mungkin juga dilakukan manusia yang ditemukan di Tianyuan tersebut. Sebab, hasil pengamatan Trinkaus dan koleganya memperlihatkan postur tubuh manusia Tianyuan seperti Homo sapiens, namun memiliki karakteristik manusia purba, seperti gigi depan yang besar. Ia mungkin hasil perkawinan silang antara manusia modern yang keluar dari Afrika dengan manusia purba yang telah tinggal di Eropa dan Asia. Menuruntya, hal tersebut besar kemungkinannya terjadi. Ia menambahkan, perkawinan silang terbukti sangat mudah terjadi di dunia hewan. Dua spesies berbeda dari satu keturunan yang telah terpisah sejak dua juta tahun dapat melakukan perkawinan silang dan menghasilkan keturunan yang subur. Misalnya, pada kucing liar Scotlandia yang menjadi jinak melalui proses kawin silang. Kucing domestik dan kucing liar merupakan spesies berbeda yang terpisah sejak ratusan ribu tahun bahkan jutaan tahun lalu dan memiliki ukuran tubuh sangat berbeda. Namun, perkawinan keduanya dapat menghasilkan keturunan yang subur. Meski demikian, teori perkawinan silang antara manusia modern dan manusia purba masih kontroversial. Sebagian pakar paleoanthropologi menduga sebagain sifat manusia purba memang masih diturunkan kepada manusia modern sebelum hilang selamanya secara bertahap pada keturunan keturunan berikutnya. Selain itu, belum ada bukti genetik yang menunjukkan terjadinya proses tersebut.

Gaya hidup

Selain melacak asal-usulnya, para peneliti juga berusaha mempelajari gaya hidup manusia modern dari Tianyuan dengan menganalisis tulangnya. Dilihat dari struktur giginya, ia sepertinya meninggal saat bersuia 40 hingga 50 tahunan. Namun, tidak ditemukannya tulang panggul sulit ditentukan jensi kelaminnya. Di tubuhnya juga terlihat adanya tanda-tanda penyakit. Giginya banyak yang tanggal sebelum mati. Selain itu, terdapat bekas luka di tulang kakinya yang mungkin disebabkan perubahan otot yang menempel padanya karena penyakit tertentu. Meski demikian, ia sepertinya tidak cacat dan tetap bisa beraktivitas secara aktif. Tulang jari kakinya menunjukkan bahwa ia menggunakan alas kaki. Hasil penelusuran awal yang dilakukan Trinkaus memperlihatkan bahwa jari-jari kakinya mengalami kemunduran yang meungkin disebabkan penggunaan sepatu yang keras di zaman Paleolithikum Awal. Jika hal ini benar, berarti sepatu telah ditemukan jauh lebih awal dari perkiraan sebelumnya, 10 ribu tahun lalu.

Kehadiran manusia sejak dua juta tahun silam itu merupakan hasil penelitian ilmuwan antropologi dn arkeologi,yang mengatakan bahwa manusia membuat sejarah sejak keberadaanya dimuka bumi ini ,yaitu sejak masa kurang lebih satu atau dua juta tahun lalu .
Hal ini diungkapkan oleh seorang ilmuwan dan filosof inggris ,John Lois,yang mengatakan bahwa bukti bukti paleontologi tertua menegaskan keberadaan manusia berakal berdasar dari dua juta tahun .Bukti tersebut adalah berupa fosil yang ditemukan di daerah Old Govie Jourg di Kenya.Umunya menurut John mencapai 1,7 juta tahun. Penemuan tersebut dikuatkan oleh pendapat ‘Doktor Thaha Yunus yang mengatakan bahwa Nabi Adam As muncul di permukaan bumi untuk pertama kalinya sekitar tahun 5.872 sebelum masehi.Artinya kehidupan manusia dimulai untuk pertama kalinya diatas planet ini kira kira 8.000 tahun saja.

Inilah yang menjadi pertanyaan besar dalam dunia antropologi,arkeologi maupun paleonologi,dimana terdapat sisa masa dari dua juta tahun hingga 6.000 tahun sebelum masehi, yang disebut sebagai “MASA PRASEJARAH”.
Besar kemungkinan masa prasejarah itu di isi oleh bangsa jin yang kemudian dihancurkan keberadaanya oleh Allah SWT,untuk selanjutnya digantikan oleh mahluk lain bernama Manusia.

Periode kehidupan masa lalu selam 375 juta tahun yang lalu ,dimana terjadi pergantian masa demi masa berupa periode invertebrata (mahluktanpa tulang punggung)periode ikan periode ampibi,periode hutan lumut (pieridhophita),dan periode serangga.
Dan masuk ke periode kehidupan menengah selama 155 juta tahun periode ini dikenal dengan periode hewam melata besar yang tersebar di seluruh permukaan bumi.Akhirnya sekitar 70 juta tahun yang lalu dimulai “periode mamalia” tumbuhan berbunga muncul di akhir akhir masa itu. Dan menjelang berakhirnya periode ini,munculah manusia pada sekitar du juta tahun yang lalu.
Manusia Eropa Pertama Diduga Pemakan Daging Anak-anak

Sisa-sisa peninggalan manusia pertama di benua Eropa ditemukan di sebuah situs arkeologi di wilayah sebelah utara Spanyol. Dari bukti-bukti di situs tersebut, para arkeolog mengungkapkan dugaan bahwa manusia Eropa jaman pra-sejarah tersebut adalah kanibal, yang menyukai daging anak-anak. “Kami mengetahui bahwa mereka berlatih untuk menjadi kanibal,” ujar salah satu pimpinan proyek situs arkeologi UNESCO PBB di Atapuerca, Jose Maria Bermudez de Castro, seperti dilansir AFP, Rabu (1/7)

Studi terhadap sisa-sisa peninggalan zaman pra-sejarah di wilayah tersebut membuktikan bahwa orang Eropa zaman dahulu berubah menjadi kanibal untuk kelangsungan hidup, bukan sekedar bagian dari sebuah upacara ritual yang memakan lawannya setelah berhasil membunuhnya. Studi tersebut menunjukkan juga bahwa yang dimakan oleh orang Eropa saat itu kebanyakan adalah anak-anak atau remaja. “Tulang belulang mereka ditemukan tersebar, rusak, terurai, dan tercampur dengan tulang-tulang kuda, rusa, badak, dan jenis-jenis binatang lain hasil buruan yang mereka makan,” tambah Jose.

Para arkeolog juga menemukan bukti-bukti bahwa dahulu terdapat makanan dan minuman dalam jumlah yang lebih dari cukup. Hal tersebut diyakini para arkeolog sebagai indikasi bahwa praktek kanibalisme yang mereka lakukan bukanlah sebagai dampak kekurangan makanan. Apalagi, kawasan situs tersebut dahulu merupakan hutan lebat yang dipenuhi dengan berbagai tumbuhan seperti kacang dan jintan, maupun berbagai binatang dalam jumlah banyak. Jose juga menyatakan bahwa penemuan tersebut adalah kasus kanibalisme pertama yang berhasil didokumentasikan dengan baik. Namun hal tersebut bukan berarti penemuan tersebut adalah penemuan yang tertua. Situs arkeologi di Atapuerca merupakan sebuah gua yang awalnya ditemukan pada abad ke-19, saat sebuah terowongan diledakan dalam proyek konstruksi jalur kereta api. Namun studi terhadap situs tersebut tidak dilakukan hingga tahun 1978, dan baru kemudian pada tahun 1984 dilakuan evakuasi terhadap 150 kerangka manusia dari situs tersebut.

Fosil Tengkorak Manusia Purba Mengandung Membran Otak di Temukan di Cina.

State Administration of Cultural Heritage
Kepingan-kepingan fosil tengkorak manusia purba di Provinsi Henan ini masih mengandung membran otak.

Tengkorak manusia purba yang baru ditemukan di China ini disebut temuan terpenting setelah fosil ‘manusia Peking’. Sebab, fosil yang diperkirakan berusia 100.000 tahun itu masih menyisakan membran otak di bagian rongganya.

Para arkeolog China menemukan fosil tersebut di daerah Xuchang, di pusat Provinsi Henan, bulan lalu, setelah penggalian di wilayah tersebut yang sudah dimulai sejak dua tahun. Di dekat fosil tengkorak tersebut, para arkeolog juga menemukan lebih dari 30.000 fosil hewan serat artifak-artifak dari batu dan tulang.

Fosil tengkorak tersebut nyaris membentuk tengkorak lengkap meskipun sudah terpisah dalam 16 keping. Sosok manusia yang memiliki tengkorak demikian mungkin keningnya kecil dan tulang di bawah alis yang menonjol. “Kami berharap penemuan penting lebih banyak lagi,” ujar salah satu penemunya Li Zhanyang, arkeolog dari Henan Cultural Relics and Archeology Research Institut seperti dilansir Reuters, Rabu (23/1). Tidak hanya membentuk tengkorak utuh, fosil ini menarik dipelajari karena masih mengandung jaringan membran otak di bagian dalamnya. Dengan demikian, jejak urat-urat syaraf nenek moyang manusia dari zaman Paleolotikum ini mungkin dapat dilacak. Fosil manusia purba dari berbagai zaman banyak ditemukan di China. Salah satu fosil yang paling bernilai tinggi sejauh ini adalah fosil manusia Peking, fosil berusia antara 250.000-400.000 tahun di Beijing yang ditemukan tahun 1920-an

Tidak ada komentar:

Posting Komentar