Tim arkeolog yang dipimpin oleh Beaulognier dari Universitas Bordeaux,
Perancis, telah menemukan fosil tulang tengkorak manusia Tumai yang
usianya berkisar 6-7 juta tahun silam di padang pasir sebelah utara
Chad, Afrika tengah. Berdasarkan penemuan itu maka didapat kesimpulan
bahwa titik awal evolusi kera antropoid dengan manusia paling tidak
dapat ditarik surut pada satu juta tahun lebih awal.
Penemuan fosil tengkorak manusia tersebut, dianggap sebagai prestasi
antropologi purbakala terpenting selama hampir satu abad ini. Tulang
tengkorak itu terdiri dari sebuah batok kepala yang nyaris sempurna,
beberapa potong tulang rahang yang hancur dan 3 buah gigi, mempunyai
ciri khas manusia primitif maupun manusia modern. Batok kepalanya mirip
kera, rongga kepala yang diperkirakan berisi otak dengan volume antara
320-380 cm3 dan bentuk badan hampir seperti simpanse masa kini, namun
hidung, muka, dan gigi emailnya serta ukuran panjangnya lebih mirip
manusia, hal ini menunjukkan bahwa asal-usul manusia mungkin sangat
pelik dan rumit, bukanlah seperti silsilah evolusi keluarga manusia yang
selama ini diajarkan di sekolah.
Dibanding dengan tulang tengkorak apa pun yang ditemukan hingga
sekarang, fosil tulang tengkorak Tumai lebih awal 3 juta tahun. Setelah
tulang tengkorak itu di periksa oleh ahli dari Inggris, Jepang dan
Amerika, dinyatakan bahwa temuan tersebut menandakan asal-usul manusia
jauh lebih awal dari waktu yang telah dipastikan selama ini. Lagi pula
lokasi ditemukannya tulang tengkorak Tumai, berjarak sekitar 1.000 mil
dari lembah cekung Afrika timur yang sejak dahulu diyakini sebagai
tempat awal adanya manusia, sehingga dengan demikian, hasil kesimpulan
ilmuwan menyatakan bahwa ruang lingkup asal-usul manusia primitif lebih
luas daripada yang telah diyakini dulu. Tulang tengkorak manusia tumai
tergali pada Juli tahun lalu di padang pasir utara Chad, Afrika tengah,
ditemukan oleh kelompok 40 arkeolog yang berasal dari 10 negara,
dipimpin oleh Beaulognier yang sudah 30 tahun menyelidiki dilokasi
tersebut. Lokasi itu terletak di selatan padang pasir Sahara, atau
wilayah Sahelan (bahasa Arab yang artinya adalah �ujung padang pasir�).
Ditambah lagi dengan perbedaan yang sangat besar antara ciri khas tulang
tengkorak dengan nenek moyang manusia masing-masing yang sudah
diketahui, ahli Perancis memastikan bahwa fosil tulang tengkorak
tersebut semestinya digolongkan pada spesies manusia yang baru, karena
itu istilah ilmiahnya dinamakan Sahelanthropus tchadensis. Beaulognier
cs menggunakan kata bahasa yang digunakan penduduk setempat, menyebut
manusia purbakala yang baru ditemukan dengan sebutan �Tumai�, artinya
adalah �harapan hidup�.
Karena di daerah setempat tidak terdapat lapisan debu gunung berapi, dan
batuannya kekurangan isotop yang cocok, sehingga tidak bisa dilakukan
radiasi pelapukan guna mengukur masa yang pasti dari bangsa Tumai ini.
Weinoir, ahli dari Universitas Bordeaux dan koleganya memastikan bahwa
masa eksistensi bangsa ini adalah pada 6-7 juta tahun silam berdasarkan
fosil binatang yang ditemukan secara bersamaan dengan mereka, akan
tetapi mereka juga mengakui bahwa cara seperti itu tidak mutlak dapat
dipercaya.
Sarjana paleontologi Universitas Harvard, AS yakni Doktor Lybermann
mengatakan, bahwa fokus perhatian sarjana arkeologi di masa lalu
dipusatkan di Afrika timur dan selatan, dan berdasarkan hasil temuan
individual dijadikan evolusi silsilah manusia. Hasil temuan ini
mengingatkan kalangan arkeologi agar tidak mengabaikan bentuk evolusi
asal-usul manusia di Afrika tengah dan barat, kondisi alam yang sangat
buruk di Afrika mengakibatkan semakin sulit mengadakan riset arkeologi.
Lybermann, peneliti tengkorak Tumai mengatakan yang menggembirakan
sekaligus mengherankan, diluar dugaan bangsa ini menunjukkan adanya ciri
khas manusia primitif serta evolusi hingga mencapai ciri manusia yang
agak moderen. Para ahli semula mengira bangsa Tumai semestinya sangat
mirip dengan simpanse pada masa 7 juta tahun silam, pada dasarnya
wajahnya agak mirip dengan �manusia beradab� yang muncul pada 2 juta
tahun silam. Yang lebih mengherankan adalah bentuk rupa ini sangat mirip
dengan �kera purba dari selatan� yang hidup 3,2 juta tahun silam atau
muka �Lusi� si simpanse hitam yang terkenal itu. Lybermann menyatakan,
bahwa bentuk evolusi dan kecenderungan menjadi lebih memburuk adalah
gejala yang sangat langka terjadi; seandainya bangsa Tumai secara
langsung merupakan leluhur pertama Lusi atau kera purba selatan, maka
dalam proses evolusi manusia hingga munculnya manusia sekarang, mestinya
pernah terjadi 2 kali �atavisme�.
Lybermann menekankan, jika kondisinya bukan demikian, maka bangsa Tumai
adalah leluhur pertama manusia primitif tertentu, yang kemudian secara
langsung berevolusi menjadi �manusia modern�. Dengan demikian evolusi
kera purba selatan menjadi manusia merupakan silsilah garis cabang yang
menyimpang. Ahli paleontologi dari universitas George Washington, Dr.
Whorter mengatakan dengan penemuan ini semakin dapat dipastikan
asal-usul evolusi manusia, dan polanya mungkin lebih menyerupai �pola
perdu� yang bukan berbentuk garis sederhana, adanya sejumlah besar
perbedaan adalah reaksi untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru
atau lingkungan yang berubah mendadak, dan proses evolusi pun bisa
mengalami penyimpangan.
Sebelum ditemukannya fosil manusia bangsa Tumai, kelompok arkeologi yang
dipimpin oleh White dari Universitas California, AS pada 1997 menemukan
fosil kerangka manusia dari jaman 160 ribu tahun silam di Ethiopia,
Afrika, di antara fosil tersebut termasuk 2 kerangka orang dewasa dan
satu kerangka anak-anak yang berusia sekitar 6-7 tahun. Fosil kerangka
tersebut sangat mirip dengan manusia sekarang, ciri khas bagian muka
kerangka hampir sama dengan manusia sekarang, terutama kerangka
anak-anak nyaris tidak ada perbedaan apa pun dengan anak-anak sekarang.
Cara berjalan juga sangat mirip dengan manusia sekarang, setelah melalui
pengujian, didapati sejarahnya dapat ditelusuri kembali pada 154-160
ribu tahun silam.
Peneliti Amerika sebelumnya juga percaya, bahwa tulang belulang
laki-laki yang ditemukan disebuah gua gelap di sebuah pegunungan selatan
Rumania, adalah fosil manusia modern yang paling kuno. Setelah tulang
tersebut diuji dengan Kapur 14 oleh kelompok yang dipimpin Profesor
Chouglas, arkeolog dari Universitas Washington, St. Louis City,
Mississipi, Amerika, didapati bahwa waktu atau tahunnya terlacak pada
34-36 ribu tahun silam. Dalam laporan tahunan Akademi Sains dan
Teknologi Nasional Amerika, Chouglas menunjukkan, bahwasannya �Tulang
tersebut adalah fosil manusia modern tertua yang bisa dilacak secara
langsung. Itu merupakan catatan awal yang dapat dipercaya sebagai rupa
manusia modern yang berimigrasi ke Eropa.�
Berbagai hasil temuan tersebut diatas kembali telah menunjukkan bahwa
manusia dengan peradabannya sudah sejak lama eksis diatas bumi, jauh
melampaui perkiraan manusia. Dan hasil temuan itu juga sekali lagi
menunjukkan, bahwa ilmu dan pengetahuan manusia itu senantiasa
berkembang, tidak boleh percaya membuta pada teori yang sudah ada, dan
tidak boleh menggunakan teori yang sudah ada untuk menyangkal sesuatu
yang tidak terdapat dalam sistem teori yang ada. �Segala sesuatu
mengandung suatu kemungkinan
Lucy adalah kerangka yang lengkap dari hominid perempuan. Dia diyakini
sebagai missing link untuk evolusi. Dia adalah orang pertama yang
berjalan tegak. Kerangka ini ditemukan oleh Donald Johanson pada tahun
1974. Jika Lucy belum pernah ditemukan, para ilmuwan tidak dapat membuat
sambungan tentang evolusi dari spesies lain.
Homo Habilis:
Homo habilis berarti ‘orang yang terampil ” Mary Leaky dan suaminya,
Louis, menemukan sebuah fosil hominid di Olduvai Gorge di Tanzania
utara. Eperti yang ditahui homo habilis sebagai pembuat alat pertama.
The homo habilis ‘membuat alat-alat untuk membangun rumah dan kulit
binatang. Tanpa pengetahuan mereka tentang alat-alat, mungkin tidak
terjadi alat-alat modern . Jika manusia tidak memiliki alat untuk
digunakan, manusia tidak dapat membuat rumah untuk ditinggali, atau
memasak makanan, dan membuat pakaian.
Homo Erectus:
1,6 juta tahun yang lalu, spesies lain hominid muncul di Afrika Timur.
Spesies ini dikenal sebagai Homo erectus. Atau ‘tegak manusia. ” Mereka
adalah spesies manusia pertama untuk migrasi dari Afrika. Mereka juga
yang pertama kali menjinakkan api dan membuat pakaian. Homo erectus yang
mungkin canibal. Mereka telah koperasi berburu dan bahasa. Bahasa masih
merupakan faktor penting hari ini karena perlu berkomunikasi untuk
menyelesaikan tugas-tugas dasar seperti berburu. Pekerjaan perlu
komunikasi untuk memastikan segala sesuatunya berjalan lancar juga.
Homo Sapiens:
Spesies berikutnya manusia adalah Homo sapiens. Para ilmuwan percaya
bahwa Homo erectus akhirnya berkembang menjadi Homo sapiens, nama untuk
manusia modern. Homo sapiens memiliki otak lebih besar bahwa spesies
manusia lainnya. Mereka hidup sekitar 300.000 tahun yang lalu. Homo
sapiens adalah manusia modern dalam pra sejarah. Mereka datang jauh
sejak homo habilis. Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, membuat api,
memiliki bahasa, dan kami memiliki ukuran otak yang lebih besar.
Neanderthals:
Pada tahun 1856, pekerja tambang batu untuk menggali batu kapur di
Lembah Neander di Jerman, mereka melihat fragmen tulang fosil. Itu
adalah sisa-sisa Neanderthal. Neanderthal tinggal 200.000 – 300.000
tahun yang lalu. Mereka sangat mirip manusia modern. Mereka menguburkan
mereka yang mati, memiliki bahasa, dan alat-alat canggih.
Cro-Magnon:
para ilmuwan memprediksi bahwa Cro-magnons tampak seperti. Sekitar
40.000 tahun yang lalu, sekelompok manusia prasejarah yang disebut
Cro-Magnons muncul di Eropa. Mereka membuat seni pertama dan jewlery dan
kedudukan sosial (kelas). Mereka merencanakan perburuan dan mempelajari
mereka binatang sehingga mereka bisa memahami perilaku mereka.
Manusia Purba Berlari Lebih Cepat dari Usain Bolt
Manusia yang hidup jaman sekarang diklaim sebagai manusia yang paling
lemah dalam hal kekuatan fisik sepanjang sejarah kehidupan umat manusia.
Manusia pra sejarah memiliki kemampuan fisik yang luar biasa. Tak heran
jika manusia pra sejarah bisa berlari melebihi kecepatan seorang Usain
Bolt, atau berotot melebihi Arnold Schwarzenegger.
Hal itu diungkapkan antropolog asal Australia yang juga penulis buku
Manthropology: the Science of Inadequate Modern Man, Peter McAllister,
seperti dilansir news.scotsman, Sabtu (17/10/2009).
McAllister mengungkapkan berdasarkan jejak kaki manusia asli benua
Australia yang hidup sekira 20.000 tahun lalu, diketahui kecepatan lari
mereka mencapai 37 kph atau sekira 10,28 meter per detik. Usain Bolt
sendiri diketahui hanya mampu membuat rekor di Olimpiade Beijing berlari
dengan kecepatan 42 kph atau 11,67 meter per detik.
Kami dapat memperkirakan manusia purba Australia itu mampu berlari jauh
lebih cepat ketika mereka memburu hewan buruannya, apalagi jika mereka
menggunakan sepatu, dan berlari di atas track karet kemungkinan
kecepatannya mampu mencapai 45 kph,? kata McAllister
Selain itu, Mc Callister mengungkapkan bahwa kaum perempuan dari
Neanderthal juga memiliki otot lengan atas yang tidak kalah besarnya
daripada Arnold Schwarzenegger.
Neanderthal adalah kelompok manusia purba yang ditemukan hidup di
daratan Benua Eropa yang hidup sekira 600.000 hingga 350.000 tahun SM.
Manussia Kerdil Prasejarah, Ditemukan di Palau
Stephen Alvarez
Ukuran tulang manusia purba di Palau (tengah) dibandingkan dengan ukuran
tulnag wanita sekarang (kiri) dan Homo floresiensis (kanan).
Populasi manusia purba bertubuh kerdil tidak hanya ditemukan di Flores,
namun juga di Palau, Micronesia, di antara gugusan pulau-pulau di
Samudera Pasifik. Penemuan ini semakin menguatkan pendapat bahwa
pengerdilan terjadi karena manusia tinggal terisolasi di pulau yang
daerah jelajahnya sempit. Fosil tersebut ditemukan Lee Berger, seorang
paleoantropolog dari Universitas Witwatersrand di Johannesburg, Afrika
Selatan saat melakukan kunjungan ke Palau tahun 2006. Ia sedang
mengelilingi pulau berbatu yang berada pada jarak 600 kilometer timur
Filipina itu dengan kayak saat menemukan tulang-belulang di dua buah
gua. Ia baru melakukan penggalian intensif setelah mendapat dukungan
National Geographic Society. “Setidaknya sepuluh gua telah ditemukan di
pulau berbatu tersebut dan penggalian pada salah satu gua menghasilkan
fosil sekitar 25 individu,” ujar Lee. Salah satu kerangka lengkap yang
ditemukan memperlihatkan sosok manusia setinggi 94 hingga 120
centimeter. Beratnya diperkirakan hanya 32 hingga 41 kilogram. Dari
segi ukuran, manusia kerdil tersebut mirip manusia kerdil Flores yang
kontroversial sebagai Homo floresiensis.
Namun, volume otaknya sekitar dua kali lipat otak manusia Flores. Dari
hasil pengukuran strktur tulangnya, mereka juga lebih mirip Homo sapiens
atau manusia modern meski dengan ukuran tulangnya terlampau kecil dan
cenderung primitif. Mereka diperkirakan tinggal di sana antara 900
hingga 2.800 tahun.Peneliti yang melaporkan temuannya dalam jurnal
Public Library of Science (PLoS) ONE mengatakan bahwa manusia purba
tersebut mungkin mengalami kekerdilan karena terisolasi yang disebut
insular dwarf. Penemuan ini menambah daftar perdebatan di kalangan para
ilmuwan. Homo floresiensis sampai sekarang juga masih diragukan sebagai
spesies tersendiri dan ada peneliti yang masih yakin bahwa mereka kerdil
disebabkan penyakit seperti microcephaly atau kemuncuran perkembangan
otak atau bahkan kekurangan gizi
Fosil Manusia Prasejarah Ditemukan di China
Fosil manusia prasejarah yang baru saja digali dari sebuah gua di China
dapat memberikan petunjuk sejarah manusia modern. Temuan ini akan
menambah bukti-bukti untuk menguak migrasi nenek moyang manusia modern
ke Asia Timur yang masih penuh teka-teki. Dari Gua Tianyuan di dekat
Beijing, para peneliti menemukan 34 potongan tulang yang diperkirakan
berasal dari satu badan. Pengukuran radiokarbon menunjukkan tulang
tersebut telah berumur antara 42 ribu tahun hingga 39 ribu tahun. Pada
periode ini, manusia modern diperkirakan mulai menyebar dari asalnya di
Afrika ke berbagai kawasan hingga ke Asia Timur. Sayangnya hanya ada dua
bukti fosil yang ditemukan di kawasan Asia sejauh ini sehingga untuk
melacak jejak penyebaran manusia masih sulit dilakukan. “Kita punya
fosil dari Gua Niah di Serawak, Malaysia dan sekarang spesimen di China.
Kalau Anda pergi ke barat, spesimen berikutnya baru ditemukan di
Libanon. Dan tidak ada fosil yang ditemukan di antaranya,” ujar Profesor
Erik Trinkaus dari Universitas Washington, AS.
Sesuai teori Jalan Keluar Afrika, manusia modern (Homo sapiens) muncul
pertama kali di Afrika Timur sebelum menyebar ke seluruh belahan dunia
sekitar 70 ribu tahun lalu. Kehadiran manusia modern mendesak manusia
purba yang hidup lebih dulu, misalnya manusia Neanderthal.
Kawin silang
Namun, sebagian dari manusia modern sepertinya melakukan kawin silang
dengan manusia purba. Hal tersebut mungkin juga dilakukan manusia yang
ditemukan di Tianyuan tersebut. Sebab, hasil pengamatan Trinkaus dan
koleganya memperlihatkan postur tubuh manusia Tianyuan seperti Homo
sapiens, namun memiliki karakteristik manusia purba, seperti gigi depan
yang besar. Ia mungkin hasil perkawinan silang antara manusia modern
yang keluar dari Afrika dengan manusia purba yang telah tinggal di Eropa
dan Asia. Menuruntya, hal tersebut besar kemungkinannya terjadi. Ia
menambahkan, perkawinan silang terbukti sangat mudah terjadi di dunia
hewan. Dua spesies berbeda dari satu keturunan yang telah terpisah sejak
dua juta tahun dapat melakukan perkawinan silang dan menghasilkan
keturunan yang subur. Misalnya, pada kucing liar Scotlandia yang menjadi
jinak melalui proses kawin silang. Kucing domestik dan kucing liar
merupakan spesies berbeda yang terpisah sejak ratusan ribu tahun bahkan
jutaan tahun lalu dan memiliki ukuran tubuh sangat berbeda. Namun,
perkawinan keduanya dapat menghasilkan keturunan yang subur. Meski
demikian, teori perkawinan silang antara manusia modern dan manusia
purba masih kontroversial. Sebagian pakar paleoanthropologi menduga
sebagain sifat manusia purba memang masih diturunkan kepada manusia
modern sebelum hilang selamanya secara bertahap pada keturunan keturunan
berikutnya. Selain itu, belum ada bukti genetik yang menunjukkan
terjadinya proses tersebut.
Gaya hidup
Selain melacak asal-usulnya, para peneliti juga berusaha mempelajari
gaya hidup manusia modern dari Tianyuan dengan menganalisis tulangnya.
Dilihat dari struktur giginya, ia sepertinya meninggal saat bersuia 40
hingga 50 tahunan. Namun, tidak ditemukannya tulang panggul sulit
ditentukan jensi kelaminnya. Di tubuhnya juga terlihat adanya
tanda-tanda penyakit. Giginya banyak yang tanggal sebelum mati. Selain
itu, terdapat bekas luka di tulang kakinya yang mungkin disebabkan
perubahan otot yang menempel padanya karena penyakit tertentu. Meski
demikian, ia sepertinya tidak cacat dan tetap bisa beraktivitas secara
aktif. Tulang jari kakinya menunjukkan bahwa ia menggunakan alas kaki.
Hasil penelusuran awal yang dilakukan Trinkaus memperlihatkan bahwa
jari-jari kakinya mengalami kemunduran yang meungkin disebabkan
penggunaan sepatu yang keras di zaman Paleolithikum Awal. Jika hal ini
benar, berarti sepatu telah ditemukan jauh lebih awal dari perkiraan
sebelumnya, 10 ribu tahun lalu.
Kehadiran manusia sejak dua juta tahun silam itu merupakan hasil
penelitian ilmuwan antropologi dn arkeologi,yang mengatakan bahwa
manusia membuat sejarah sejak keberadaanya dimuka bumi ini ,yaitu sejak
masa kurang lebih satu atau dua juta tahun lalu .
Hal ini diungkapkan oleh seorang ilmuwan dan filosof inggris ,John
Lois,yang mengatakan bahwa bukti bukti paleontologi tertua menegaskan
keberadaan manusia berakal berdasar dari dua juta tahun .Bukti tersebut
adalah berupa fosil yang ditemukan di daerah Old Govie Jourg di
Kenya.Umunya menurut John mencapai 1,7 juta tahun. Penemuan tersebut
dikuatkan oleh pendapat ‘Doktor Thaha Yunus yang mengatakan bahwa Nabi
Adam As muncul di permukaan bumi untuk pertama kalinya sekitar tahun
5.872 sebelum masehi.Artinya kehidupan manusia dimulai untuk pertama
kalinya diatas planet ini kira kira 8.000 tahun saja.
Inilah yang menjadi pertanyaan besar dalam dunia antropologi,arkeologi
maupun paleonologi,dimana terdapat sisa masa dari dua juta tahun hingga
6.000 tahun sebelum masehi, yang disebut sebagai “MASA PRASEJARAH”.
Besar kemungkinan masa prasejarah itu di isi oleh bangsa jin yang
kemudian dihancurkan keberadaanya oleh Allah SWT,untuk selanjutnya
digantikan oleh mahluk lain bernama Manusia.
Periode kehidupan masa lalu selam 375 juta tahun yang lalu ,dimana
terjadi pergantian masa demi masa berupa periode invertebrata
(mahluktanpa tulang punggung)periode ikan periode ampibi,periode hutan
lumut (pieridhophita),dan periode serangga.
Dan masuk ke periode kehidupan menengah selama 155 juta tahun periode
ini dikenal dengan periode hewam melata besar yang tersebar di seluruh
permukaan bumi.Akhirnya sekitar 70 juta tahun yang lalu dimulai “periode
mamalia” tumbuhan berbunga muncul di akhir akhir masa itu. Dan
menjelang berakhirnya periode ini,munculah manusia pada sekitar du juta
tahun yang lalu.
Manusia Eropa Pertama Diduga Pemakan Daging Anak-anak
Sisa-sisa peninggalan manusia pertama di benua Eropa ditemukan di sebuah
situs arkeologi di wilayah sebelah utara Spanyol. Dari bukti-bukti di
situs tersebut, para arkeolog mengungkapkan dugaan bahwa manusia Eropa
jaman pra-sejarah tersebut adalah kanibal, yang menyukai daging
anak-anak. “Kami mengetahui bahwa mereka berlatih untuk menjadi
kanibal,” ujar salah satu pimpinan proyek situs arkeologi UNESCO PBB di
Atapuerca, Jose Maria Bermudez de Castro, seperti dilansir AFP, Rabu
(1/7)
Studi terhadap sisa-sisa peninggalan zaman pra-sejarah di wilayah
tersebut membuktikan bahwa orang Eropa zaman dahulu berubah menjadi
kanibal untuk kelangsungan hidup, bukan sekedar bagian dari sebuah
upacara ritual yang memakan lawannya setelah berhasil membunuhnya. Studi
tersebut menunjukkan juga bahwa yang dimakan oleh orang Eropa saat itu
kebanyakan adalah anak-anak atau remaja. “Tulang belulang mereka
ditemukan tersebar, rusak, terurai, dan tercampur dengan tulang-tulang
kuda, rusa, badak, dan jenis-jenis binatang lain hasil buruan yang
mereka makan,” tambah Jose.
Para arkeolog juga menemukan bukti-bukti bahwa dahulu terdapat makanan
dan minuman dalam jumlah yang lebih dari cukup. Hal tersebut diyakini
para arkeolog sebagai indikasi bahwa praktek kanibalisme yang mereka
lakukan bukanlah sebagai dampak kekurangan makanan. Apalagi, kawasan
situs tersebut dahulu merupakan hutan lebat yang dipenuhi dengan
berbagai tumbuhan seperti kacang dan jintan, maupun berbagai binatang
dalam jumlah banyak. Jose juga menyatakan bahwa penemuan tersebut
adalah kasus kanibalisme pertama yang berhasil didokumentasikan dengan
baik. Namun hal tersebut bukan berarti penemuan tersebut adalah penemuan
yang tertua. Situs arkeologi di Atapuerca merupakan sebuah gua yang
awalnya ditemukan pada abad ke-19, saat sebuah terowongan diledakan
dalam proyek konstruksi jalur kereta api. Namun studi terhadap situs
tersebut tidak dilakukan hingga tahun 1978, dan baru kemudian pada tahun
1984 dilakuan evakuasi terhadap 150 kerangka manusia dari situs
tersebut.
Fosil Tengkorak Manusia Purba Mengandung Membran Otak di Temukan di Cina.
State Administration of Cultural Heritage
Kepingan-kepingan fosil tengkorak manusia purba di Provinsi Henan ini masih mengandung membran otak.
Tengkorak manusia purba yang baru ditemukan di China ini disebut temuan
terpenting setelah fosil ‘manusia Peking’. Sebab, fosil yang
diperkirakan berusia 100.000 tahun itu masih menyisakan membran otak di
bagian rongganya.
Para arkeolog China menemukan fosil tersebut di daerah Xuchang, di pusat
Provinsi Henan, bulan lalu, setelah penggalian di wilayah tersebut yang
sudah dimulai sejak dua tahun. Di dekat fosil tengkorak tersebut, para
arkeolog juga menemukan lebih dari 30.000 fosil hewan serat
artifak-artifak dari batu dan tulang.
Fosil tengkorak tersebut nyaris membentuk tengkorak lengkap meskipun
sudah terpisah dalam 16 keping. Sosok manusia yang memiliki tengkorak
demikian mungkin keningnya kecil dan tulang di bawah alis yang menonjol.
“Kami berharap penemuan penting lebih banyak lagi,” ujar salah satu
penemunya Li Zhanyang, arkeolog dari Henan Cultural Relics and
Archeology Research Institut seperti dilansir Reuters, Rabu (23/1).
Tidak hanya membentuk tengkorak utuh, fosil ini menarik dipelajari
karena masih mengandung jaringan membran otak di bagian dalamnya. Dengan
demikian, jejak urat-urat syaraf nenek moyang manusia dari zaman
Paleolotikum ini mungkin dapat dilacak. Fosil manusia purba dari
berbagai zaman banyak ditemukan di China. Salah satu fosil yang paling
bernilai tinggi sejauh ini adalah fosil manusia Peking, fosil berusia
antara 250.000-400.000 tahun di Beijing yang ditemukan tahun 1920-an
Tidak ada komentar:
Posting Komentar